Pemdes Banjarwungu - Menjaga kebersihan saluran irigasi bukan sekadar masalah estetika, melainkan urat nadi bagi keberlangsungan hidup petani di sepanjang aliran sungai sekunder Cepiples. Saat ini, kondisi sungai yang melintasi enam desa—mulai dari Singogalih hingga hilir Gempolklutuk—sangat memprihatinkan akibat tumpukan sampah plastik, styrofoam, popok sekali pakai, hingga bangkai hewan. Perilaku membuang sampah sembarangan ini telah merusak kualitas air dan mengubah ekosistem sungai menjadi tempat pembuangan raksasa yang mengancam kesehatan lingkungan masyarakat sekitar.
Keberadaan sampah yang menumpuk, terutama di titik kumpul Dusun Kandangan, Desa Banjarwungu, berdampak langsung pada terhambatnya fungsi irigasi sebagai penunjang utama pertanian. Pada musim kemarau, sedimentasi sampah menyebabkan debit air mengecil drastis sehingga sawah-sawah mengalami kekeringan ekstrem, bahkan memicu gagal panen yang merugikan ekonomi petani. Ketidakadilan distribusi air ini sangat dirasakan oleh warga Desa Gempolklutuk di bagian hilir yang sering kali tidak mendapatkan jatah air sama sekali karena aliran tersumbat total di titik-titik sebelumnya.
Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, tumpukan sampah tersebut berubah menjadi bendungan alami yang memicu bencana. Aliran air yang seharusnya mengalir lancar menuju lahan pertanian justru meluap karena daya tampung sungai yang mengecil akibat sampah dan bangkai ternak. Akibatnya, luapan air tidak hanya menenggelamkan lahan pertanian yang siap panen, tetapi juga merangsek masuk ke pemukiman warga, membawa kotoran dan bibit penyakit yang membahayakan kesehatan keluarga.
Oleh karena itu, diperlukan kesadaran kolektif dan kerja sama lintas desa untuk memulihkan kembali fungsi sungai sekunder Cepiples. Masyarakat harus berhenti menjadikan sungai sebagai tempat sampah dan mulai mengelola limbah rumah tangga dengan lebih bijak. Normalisasi saluran dan pengawasan ketat di sepanjang enam desa tersebut menjadi kunci agar air dapat mengalir adil hingga ke hilir, menjamin ketersediaan air saat kemarau, dan menghindarkan warga dari ancaman banjir saat musim hujan. - PYDJ